Friday, March 21, 2008

KESINAMBUNGAN BETHLEHEM DENGAN GOLGOTA



KESINAMBUNGAN BETHLEHEM DENGAN GOLGOTA

(Matius 1:21, Lk. 2:8-15)



PENDAHULUAN



Di dalam Pengajaran Kekristenan yang benar, di dalam setiap peristiwa di dalam Alkitab akan memiliki satu mata rantai yang tidak pernah terputus satu dengan yang lain, demikian pula ketika kita merayakan Kesengsaraan Penyaliban dan Kematian Tuhan Yesus Kristus, maka mau tidak mau kitapun juga merelasikannya dengan kelahiran-Nya serta karya-karya Yesus di dalam dunia ini, oleh sebab itulah saat ini kita akan membahas tentang kesinambungan Bethlehem & Golgota, apakah yang terjadi di 2 tempat bersejarah yang ada di dalam kehidupan Yesus itu?


1. Bethlehem: Tengah Malam Pekat Pekat Ada Terang Besar, Golgota: Siang Hari Bolong Ada Kegelapan Yang Pekat



Apa maknanya peristiwa natal pertama itu didahului dengan adanya terang yang besar dan ada paduan suara malaikat? apakah supaya gereja bisa menyalakan lilin natal seperti yang setiap kali kita lakukan di hari natal? Bukan, tetapi peristiwa ini adalah gambaran akan Tuhan Yesus, seperti yang diterangkan oleh Yohanes Pasal 1 bahwa Terang (Yesus) itu sedang datang ke dalam dunia.
Frase di daerah itu Senja hari ada terang besar, maka makna sebenarnya adalah Yesuslah lilin Natal yang sesungguhnya, kontrasnya di daerah itu yaitu di daerah Yesus disalibkan justru siang hari bolong terjadi kegelapan yang sangat pekat. Apa maknanya bagi kita? Dunia yang gelap akan ada terang jika Yesus hadir, tetapi sebaliknya dunia yang gemerlap akan ada kegelapan yang pekat jika Yesus ditolak oleh manusia, namun bukan hanya itu dalam peristiwa golgota ada kegelapan yang pekat karena Yesus ditolak oleh Allah, dan ini adalah hal yang luar biasa Yesus ditolak Allah untuk menggantikan dunia yang ditolak oleh Allah, jadi Artinya adalah Dunia yang gemerlap ini akan sangat gelap dan pekat jika ditolak oleh Allah.
Lilin Natal yang sesungguhnya itu mati, dan mematikan dirinya. Tetapi kesesokan paginya fajar bersinar lilin natal, lilin kehidupan yang sesungguhnya yang memberi kehidupan itu menyala kembali
Yesaya 9:1, Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman atasnya terang telah bersinar.
Tuhan Yesus datang manusia berdosa memiliki pengharapan Yoh. 8 Akulah terang dunia barangsiapa mengikut aku ia tidak berjalan di dalam kegelapan, Yoh 5: Kamulah terang dunia.
Maka Kalau Yesus itu adalah terang dunia apakah Hidup kita sudah diterangi oleh-Nya? Sebenarnya, ada 3 tahap pertumbuhan rohani:
1. Melihat terang
2. Berjalan dalam terang
3. Menjadi Terang di dalam dunia, menerangi orang yang di sekelilingnya.


Maka apakah kita sudah menjadi terang? Celakalah jika kita yang sudah berpuluh-puluh tahun merayakan lilin natal, tetapi justru meniup dan mematikan lilin Natal, sehingga kita terus menyalibkan Kristus di dalam hidup kita, dan kita terus terjebak di dalam kondisi yang belum bisa memancarkan terang Kristus.


2. Bethlehem Misi dikumandangkan di Golgota Misi digenapi



Yesus tidak pernah mengumumkan visi, soalnya misi dibacakan oleh malaikat. Yesus datang bukan mencari tujuan hidup tetapi membawa tujuan hidup dari Allah. Visi Tuhan melekat pada nama-Nya, beri dia nama Yesus. Banyak anak muda terus mencari visi, tetapi sebenarnya ketika orang ditemukan Yesus maka orang itu akan menemukan visinya. Dalam hidupnya Yesus selalu memandang ke Yerusalem, hingga Petrus mencegah dan Yesus mengatai Petrus enyahlah engkau iblis. Kenapa Yesus marah? Petrus berusaha menggagalkan visi dan misi Yesus. Sehingga perjalanan yang berat itu harus dilewati, perjalanan yang berat bukanlah perjalanan jasmaninya, tetapi perjalanan rohaninya, yaitu supaya Yesus bisa berkata “Tetelestai” sudah selesai, Finish. Flp 2:6-10:


yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,”


Bethlehem memulai Visi, Golgota menggenapi visi, dan Yesus taat, supaya dunia diselamatkan.


Sudahkah kita taat untuk menjalankan kehendak Allah. Visi yang diberikan Tuhan, bukan diri
kita, bukan dunia, oleh orang tua. Visinya adalah perjalanan ketaatan, sudahkah kita taat, seperti Kristus mati. Hidup bukanlah memanifestasikan keinginan kita tetapi mentaati kehendak Allah dan jangan memprotes kehendak Allah. Yaitu Perjalanan Spiritual untuk Terus taat kepada kehendak Tuhan
William Carey berkata: Harapkan perkara besar dari Allah, lakukan perkara besar untuk Allah.
Jadi sebagai orang Kristen hendaknya kita terus meminta dan bertanya kepada Allah, untuk terus mewujudkan Kerajaan-Nya di dalam dunia ini.



3. Bethlehem Yesus Terancam Kematian Golgota Yesus Mengalami Kematian



Sejak kecil Yesus sudah diancam dibunuh oleh Herodes, kenapa? karena Herodes adalah orang yang “Paranoid” ia bunuh istri dan anaknya. Maka peribahasa lebih baik menjadi anjingnya herodes daripada anaknya herodes. Herodes sebenarnya menurut aturan Yahudi yang menjadi raja adalah suku Yehuda, sementara Herodes adalah orang idumea, ia adalah kaki tangan Romawi (Barat), tetapi datanglah orang Majus dari Timur, maka mungkin belum tentu Timur mendukung dia. Maka Herodes membasmi semua anak dibawah 2 tahun. Pada saat kebenaran masuk ke dunia yang jahat maka kematian tidak terhindarkan. Natanael berkata: apakah ada yang baik yang keluar dari Galilea? Orang Farisi juga merasa terusik oleh Rabbi dari Galilea, Yesus banyak menegur orang Farisi. Sehingga mereka mencari-cari kesalahan. Sampai akhirnya mereka sepakat “Salibkan Dia, salibkan Dia.” Kenapa? Yesus hanya ingin mengungkapkan kebenaran.


Intinya adalah bahwa banyak orang akan merasa terancam kedudukannya jika kehidupannya diperhadapkan kepada kebenaran. Banyak orang merasa tidak nyaman jika kebenaran harus menelanjangi kehidupannya. Pdt. Eka Darmaputera sering menuliskan, "Setiap orang ingin agar kebenaran ada di pihaknya, tetapi tidak setiap orang ingin berada di pihak kebenaran." Kenapa? berhadapan dengan kebenaran itu sulit, karena ketika berhadapan dengan kebenaran , maka diri kitalah yang kita matikan. Maka daripada diri sendiri dan keinginan sendiri dimatikan maka banyak orang lebih memilh mematikan kebenaran. Tetapi pada akhirnya, Kebenaranlah yang selalu menang di akhir pertandingan.


4. Fakta dari Bethlehem dan Golgota


Semua Orang Perlu Yesus untuk dipulihkan Kehidupannya


Bethlehem ada orang-orang Majus mewakili golongan ahli filsafat, imam, kedokteran, intinya ini adalah orang-orang di zaman sekarang adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan, talenta yang luar biasa, kaya, ilmuwan
Golgota: Kepala Pasukan: “Sungguh Dia ini orang benar” Ia sudah banyak melihat orang mati disalib. Biasanya 2 minggu orang baru meninggal, tapi Yesus hanya 6 jam. Biasanya kebanyakan orang yang disalib akan mengumpat, tetapi Yesus mengampuni dan mendoakan yang menyalibkan Dia. Di sini kepala pasukan melihat Yesus berkuasa atas nyawa-Nya sendiri, Yesus menyerahkan diri-Nya, nyawa-Nya kepada Bapa-Nya.


Bethlehem: Gembala-gembala adalah mewakili orang-orang yang diremehkan, yang tidak dipercaya di dalam pengadilan, orang yang miskin, dihina oleh orang-orang Yahudi, golongan marginal, Tuhan mencari mereka, dan memulihkan kepercayaan diri dan hidup mereka.
Golgota: Penjahat di samping Yesus. Penjahat itu berkata ”Bukankah Engkau adalah Kristus, selamatkanlah dirimu dan kami” kenapa hal ini dikatakan menghujat? Bukankah sebenarnya ini pertanyaan yang wajar? Penghujatan ini ditegaskan oleh perkataan temannya “apakah engkau tidak takut kepada Allah? Kita layak menerima penghukuman ini tetapi Ia tidak.” Jadi jelas bahwa penghujatan ini sebenarnya didasarkan bahwa penjahat ini memandang bahwa diri sendiri benar dan orang lain yang salah. Penghujatan menganggap diri sendiri salah dianggap benar dan orang yang benar dianggap salah.


Baik Bethlehem maupun Golgota sama-sama menegaskan bahwa Kerajaan Yesus bukan dari dunia ini, Yesus datang untuk mendirikan kerajaan-Nya yaitu Yesus datang untuk memerintah hati manusia. Yesus tidak pernah memaksa orang untuk percaya kepada-Nya, tetapi Yesus ingin agar manusia melihat dan percaya kepada-Nya dengan hatinya.
Napoleon, sang penakluk Eropa, pernah berkata dan merenung di dalam pengasingannya, dan Napoleon bertanya kepada Count Montholon ke sisinya dan bertanya kepadanya, bisakah engkau menceritakan kepadaku Yesus Kristus itu? Bangsawan menolak untuk menjawabnya, maka Napoleon berkata:


"Alexander, Caesar, Charlemagne, dan aku sendiri (Napoleon) telah mendirikan kerajaan-kerajaan yang hebat. Tetapi di atas dasar apakah karya kejeniusan kami ini berdiri? Di atas kekerasan. Hanya Yesus yang mendirikan kerajaan-Nya di atas kasih, dan sampai hari ini ada jutaan orang yang bersedia mati untuk-Nya ... Ia meminta hati manusia; Ia akan memilikinya sepenuhnya. Ia menuntutnya secara tidak bersyarat, dan seketika itu juga tuntutan-Nya dipenuhi. Ajaib! ... Ini dia yang paling memukulku; aku telah seringkali memikirkannya. Ini Dia yang membuktikan kepadaku Keilahian Yesus Kristus dengan sangat meyakinkan."


Ya Yesus Di Bethlehem sebagai seorang bayi lemah di Bethlehem adalah Yesus Yang sama yang Mati di Golgota untuk membangun suatu dunia yang baru di mana Yesus yang memerintah di hati Manusia, Yesus yang menjadikan segalanya baru

Sudahkah kita melihat kesinambungan ini?




No comments: