Bagaimana Ayub Mengatasi Gatal Yang Menyiksa?
Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya,
sambil duduk di tengah-tengah abu.
Ayub 2:8
Kalau kita perhatikan cerita kesengsaraan Ayub kita kadang nggak habis pikir, kok bisa manusia mengalami cobaan dan ujian yang begitu hebat. Ayub kaya raya, tanah luas, ternak banyak, ada anak, istri. Lengkap sudah hidup Ayub sebagai manusia. Tetapi tiba-tiba semuanya itu “ludes.” Bayangkan bagaimana menderitanya Ayub, lha kita saja yang baru menderita putus cinta aja merananya sudah kehilangan gairah untuk hidup, apalagi kalau seperti Ayub? Eh belum cukup masih ditambah dia ada penyakit barah yang busuk di sekujur kulitnya, yang tentunya sangat gatal dan mungkin perih.
Nah kali ini, saya mungkin pingin meluruskan sedikit moga-moga nggak tambah melenceng ya. Di LAI TB disebutkan “Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.” Pertanyannya apakah benar itu sekeping beling bukankah kalau gatal, terus digaruk pakai sekeping beling apa malah nggak lecet semua ya?
Saya membuka versi bahasa Inggrisnya, dan ternyata di sana disebutkan bahwa itu adalah pecahan tembikar. Nah dari sini saya berpikir, dalam merasakan sakit, mungkin gatal-gatal karena barahnya itu, Ayub mencoba untuk menghilangkan rasa sakit dan gatalnya ini. Pakai sekeping beling? ^&*%$*# Coba aja, tetapi kalo pakai pecahan tembikar, coba deh pasti akan terasa lebih nikmat. Saya mencoba waktu ada gatal-gatal di tangan mencoba menggaruk pakai beling, rasanya hi hi hi ngeres. Tapi pakai pecahan tembikar, lumayan asooi enak, tapi masih lebih enak kalau nggak ada gatal-gatal yang gak perlu digaruk. Mungkin inilah yang dilakukan Ayub, ... ha ha semoga benar.
No comments:
Post a Comment