Friday, January 11, 2008

Perjalanan Akhir November 2007


Perjalanan Akhir November 2007

(KTP-ku Penyelamatku)


Hari ini aku akan pergi ke “rumah para Dewata bersemayam,” ya pulau Bali, ya demikianlah orang menyebutnya. Ini bukanlah perjalanan pertamaku ke pulau Bali nan mempesona itu. Sebab dulu waktu masih duduk di bangku STM, kami satu kelas karya wisata ke Bali.


Gembira bercampur “exciting” kurasa di dada, baru pertama dalam hidup aku merasa jadi orang berarti. Dulu memang pernah ke Bali tetapi dalam rangka usia anak-anak remaja yang masih ingin main melongok petualangan di luar duniaku yang begitu kecil dan sempit. Tapi kali ini berbeda, adalah kesempatan perjalanan dalam rangka “tugas khusus,” bagi Raja yang kulayani, Yesusku, siapa lagi? Aku bertugas sebagai penyampai pesan dari Rajaku tuk orang yang dikasihi-Nya di sana. Bagaimana tidak gembira, anak desa diberi mandat “pergi” jadi wakil Raja segala raja menjadi penyampai berita-Nya. Yah, Tuhan kalau bukan anugerah apa donk nama yang pas untuk perjalanan ini?


Tapi ada hal yang menggelitik dalam benakku, sebelum masuk ke pulau Bali, atau tepatnya ketika masih berada di wilayah pelabuhan Ketapang, tiba-tiba kami dikejutkan dengan adanya pemeriksaan yang sangat ketat. Pak Polisi meminta kami turun dari Bus, trus dicek apa ada yang masih ada yang bermalas-malasan “masih ngantuk” di bus. Pemandangan lain, pak polisi dengan senjata “anjingnya” yang besar & berlarian kepayahan menuntun anjing-anjing yang girang menyalak yang ingin ikut menyemarakkan tugas “mengamankan negara” begitulah mungkin anjing itu berpikir, he .. he.. kok jadi sok ke-anjing-anjingan ya. Terus kami dikumpulkan oleh Pak-pak polisi yang betugas baik yang berseragam formal maupun yang berpakaian “preman.” “KTP dikumpulkan” teriak mereka, “Yang tidak punya KTP, sebelah sini,” seraya menunjuk ke suatu tempat khusus. Kemudian KTP kami discan, setelah selesai kami dipanggil satu-satu untuk “level” pemeriksaan berikutnya, semakin menggetarkan. KTP dibagi, semua dicek apakah wajah sama dengan foto di KTP, jangan-jangan yang di KTP lebih cakep dari aslinya. Giliran aku trima KTP-ku, “Ada keperluan apa Pak datang ke Bali?” tanyanya kepadaku sambil mata selidik ujung kaki hingga rambutku terutama jenggotku yang memang kupelihara dengan lebat. Ada hal yang mengganggu pikiranku, aku dipanggil “Pak” sudah tuakah aku? Jangan-jangan bener kata temen-temen, bahwa aku ini perjaka bermutu, he . he bemuka tua, eh mungkin ada yang ralat, “Masa sih perjaka?” gak percaya hi...hi gimana buktikannya? Yah itu sih cuma aku dan Tuhan yang tahu. Kok nglantur sih. Maksudnya, kok cuma aku yang ditanyai ada urusan apa Pak? Yang lain nggak, ah ini jangan-jangan karena jenggot kambing yang kupelihara itu ya, yang mengingatkan para Penegak hukum dan dunia internasional dengan peristiwa bom Bali. Bukankah sekarang di Bali lagi diadakan KTT Pemanasan Global, makanya aku terus berpikir makanya super ketat penjagaannya, makanya aku “sedikit” dicurigai tampangku mirip dengan para tersangka kali ya ..... wah terkenal donk gw, ini sih gw banget. Trus kami “berpose” seperti peragawan-peragawati di catwalk soalnya ada tempat khusus kami harus berjalan di suatu tempat yang panjang dan berjalan sendirian yang tentunya diamati dengan kamera cctv, he .. he.. kali-kali nampang di tv meskipun cuma di tv nya pak Pol. Selesai pemeriksaan kami lanjut sebrangi perairan menuju pelabuhan Gilimanuk.


Akhirnya Datang Juga!!! Aku ke Bali. Wahai Baliiii sambut aku, hi .. hi. kampungan banget, gw bangetz kan?


Nah setelah pulang aku berpikir, kayak orang pinter aja. Tapi serius Frenz. Perjalanan untuk mendapatkan izin masuk ke pulau dewata, surga para dewa yang kurasakan saat itu begitu ketat dan jika tidak punya KTP gak bisa masuk. Itu hanya perjalanan di dunia, bagaimana kalau perjalanan ke Surga? Apakah ada KTP yang diterbitkan dari pemerintahan surga? Aku mungkin bukan orang yang selalu baik dan sempurna, mungkin tingkah laku mirip dengan para pembuat kejahatan cuma tidak ketahuan.... Seperti yang aku alami, mungkin secara ciri-ciri fisik aku seperti golongan pengebom, tapi kenapa aku tetap bisa masuk ke Bali? KTP-ku asli diterbitkan oleh pemerintahan yang berwenang, artinya yang menjamin aku masuk ke Bali adalah pihak yang membuat KTP-ku sah, resmi, valid. Perjalanan masuk ke surga saya rasa demikian, harus punya KTP, yang diterbitkan juga oleh pihak berwenang yang memerintah di Surga. Bagi saya orang Kristen, saya bersyukur penjamin saya adalah Yesus sendiri. Bapa mengadili dan menghakimi, tetapi Bapa melihat Yesus yang menjamin saya, maka saya boleh bergembira lewati pos pemeriksaan surga nanti. KTP saya adalah Yesus Kristus yang telah mati menggantikan hukuman saya. Dosa saya mungkin sama besar dengan Amrozi Cs, meskipun mungkin mereka merasa tidak berdosa. Tetapi bukan dosa saya yang dilihat Bapa, Bukan saya dilihat Bapa. Kalau Bapa cuma lihat saya dan dosa saya, saya bisa langsung dikenali sebagai pelanggar “perusak, teroris, pengebom” kerajaan surga mulia. Tetapi Puji Tuhan Bapa di surga lihat Yesus yang menyelamatkan saya.


Yohanes 3:16-18:


16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Terima kasih Tuhan perjalanan akhir November 2007, ingatkan sekali lagi anugrah Penebusan-Mu bagiku.

No comments: